Minggu, 22 Februari 2009

Lobster Air Tawar (2): Jenis-jenis LAT

Lobster air tawar sering digunakan sebagai penghias akuarium. Posturnya yang unik dan menarik sangat memikat mata untuk selalu mengamatinya. Selain itu, sifat dan gerak-geriknya yang kadang pemalu juga menyenangkan untuk dijadikan tontonan. Perawatan yang tidak begitu susah juga menjadi daya dukung pecinta LAT hias untuk menyayangi hewan yang satu ini.


Lobster air tawar dimasukkan dalam Kelas Crustacea. Mereka merupakan anggota Familia Parastacidae dan Genus Cherax. Beberapa jenis yang dikenal adalah LAT dari Papua. Beberapa masih belum memiliki nama yang valid, namun dapat dikenali dari sebutan lokalnya. Berikut ini beberapa lobster hias yang saya ketahui:


1. Bamboo (Cherax sp.)









2. Black Tiger (Cherax sp.)








3. Blue moon (Cherax sp.)








4. Super red (Cherax sp.)







5. Red claw (Cherax quadricarinatus)











6. Orange tip (Cherax holthuisi)










7. Yabby (Cherax destructor)

8. Marron (Cherax tenuimanus)

9. Cherax cairnensis

10. Procambarus clarkii

11. Astacopsis gouldi

12. Dan masih banyak yang lainnya....

Kelinci Hias (2): Asli atau Campuran?

Kalangan umum telah mengenal cukup banyak ras kelinci. Di dunia bahkan sudah mencapai 72 ras dan mungkin akan bertambah karena beberapa ras baru masih dalam tahap pengakuan. Di Indonesia, terutama Jogja, beberapa ras yang cukup ngetrend diantaranya : Rex, Dutch, Angora, Lop, Hotot, dan Himalayan. Namun demikian, masing-masing orang akan memiliki bayangan masing-masing tentang ras tersebut. Ciri-ciri masing-masing ras masih sukar dibedakan dengan jelas apakah itu ras asli atau perkawinan campuran (mix breed).

Kondisi seperti ini wajar saja terjadi karena untuk mendapatkan ras asli (impor) akan memerlukan biaya yang sangat besar. Pasar di Indonesia masih sangat terbatas dan akan sangat susah apabila harus mendatangkan ras asli dan mengembangkannya tanpa modal yang besar. Sampai saat ini hanya beberapa saja yang memiliki ras asli dan mampu mengembangkannya.

Fakta dan realita yang ada di Indonesia masih terjadi asal mengawinkan dua ras kelinci yang berbeda. Hasilnya, genetik dari kelinci tidak murni lagi. Pengalaman saya, dari kelinci rex betina yang saya peroleh ternyata melahirkan anakan 60% rex dan 40% lyon (biasa dianggap angora yang tak jadi). Hal ini sangat mengejutkan mengingat pejantannya sama-sama rex.

Pertanyaannya:
1. Dimana harus mencari kelinci ras asli di Indonesia?
2. Kapan Indonesia memiliki sertifikasi keaslian ras kelinci?